PINOCCHIO PARENTING: saat berbohong pada anak menjadi sebuah trend dalam kehidupan keluarga

11:36 AM Nova Zakiya 3 Comments

Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seseorang dididik dan dibesarkan. Dalam resolusi majelis umum PBB dinyatakan bahwa keluarga sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggota keluarganya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera. Mengacu pada teori Bronfenbrenner, seorang anak dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi pertama dan langsung oleh lingkungan keluarga, baru setelah itu oleh lingkungan di luar keluarga, dari lingkungan mikro sampai makro. Apapun penyimpangan yang terjadi dalam proses pembentukan individu bergantung pada serangkaian hasil pengaruh keluarga dan lingkungan luarnya.

Segala perilaku orang tua dan pola asuh yang diterapkan dalam keluarga pasti berpengaruh dalam pembentukan kepribadian atau karakter seorang anak (Schikendanz, 1995). Perilaku ini menyangkut bagaimana kasih sayang, sentuhan, kelekatan emosi orang tua, terutama ibu, serta penanaman nilai-nilai dapat mempengaruhi kepribadian anak. Kedua orang tua harus terlibat, karena keterlibatan ayah dalam pengasuhan di masa kecil sampai usia remaja juga menentukan pembentukan karakter anak. Keluarga yang harmonis dimana ayah dan ibu saling berinteraksi dengan kasih sayang dan selalu ada kebersamaan keluarga, akan memberikan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan karakter anak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Erikson, 1968). 

Kali ini saya ingin mengangkat suatu tipe pengasuhan bernama “Pinocchio Parenting” yang dicetuskan oleh Dr. Chuck Borsellino. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan teknik berbohong dalam mengajari anak. Banyak orang tua menggunakan metode ini agar anak menurut dengan apa yang diharapkan oleh mereka. Disadari atau tidak penggunaan metode ini memiliki dampak yang kurang baik terhadap perkembangan anak ke depannya. Seperti yang kita tahu, anak akan lebih sering meniru perilaku orang tuanya, termasuk hal-hal yang kecil sekalipun, karena orang tua merupakan role models bagi anak.

Sebagai contoh berikut saya berikan dalam rentang usia yang berbeda:
·         Usia 0-3 tahun
Anak sering ditakut-takuti jika tidak melakukan apa yang orang tua katakan, misal “ayo makan, nanti kalau tidak makan diambil gendruwo”, “ayo tidur, nanti kalau tidak tidur ada pocong datang”, “kalau sudah malam, maennya di dalem rumah aja ya biar ngga diculik kalongwewe”, “tuh jangan maen jauh-jauh, nanti diculik kaya di televisi” dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh orang tua kepada anaknya agar si anak mau menuruti kata-katanya.
Sebagai orang tua, sebaiknya berhati-hati saat bercerita apapun kepada anaknya. Ada saatnya cerita-cerita tersebut haruslah tidak diceritakan saat ini. Karena jika terus dibiasakan, akan membuat mental anak menjadi individu yang penakut. Dalam otak anak secara tidak langsung telah ditanamkan bahwa apa yang disebutkan oleh orang tua adalah sesuatu yang menakutkan. Saya ambil contoh, tentang penculikan yang dimisalkan seperti film-film di televisi untuk menakut-nakuti anak supaya tidak bermain jauh. Teman saya mengalami hal yang demikian. Sewaktu dia kecil, dia beranggapan bahwa mobil jeep adalah mobil penculik, sehingga dia takut kalau ada mobil jeep berarti di dalamnya berisi penculik yang akan menculik anak-anak.

·         Usia 4-7 tahun
Pada usia ini, perkembangan anak mulai dipengaruhi oleh peer group. Sebagai contoh, ketika seorang anak pulang ke rumah, menangis dan mengadu ke ibunya kalau temannya mengejek hasil karyanya, kebanyakan ibunya akan menanggapi dengan kalimat, “sayang, yang terpenting adalah di dalamnya, kamu ngga usah dengerin apa kata orang lain ya”. Efek dari kalimat yang diucapkan oleh ibu tersebut akan membuat anak menjadi pribadi yang cuek terhadap penampilannya dan cenderung kurang percaya dengan omongan orang lain.

·         Usia 8-12 tahun
Ada istilah yang menyatakan bahwa “the best things in life are free”. Padahal yang kita tahu, bahwa untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidup, harus ada “biaya” yang dikeluarkan, seperti keberanian, dedikasi, uang, pengorbanan dan komitmen. Seperti kata pepatah, whatever you earn cheaply, you will also value to the same degree, apa yang kamu peroleh dengan murah, kamu juga akan memperoleh sesuatu yang senilai pula. Istilah lain menyebutkan bahwa “you can be anything you want to be”. Tuhan telah memberikan karunia kepada setiap manusia, tetapi tidak ada seorang pun memiliki setiap karunia tersebut. Setiap orang tua seharusnya mengajarkan kepada anak-anaknya untuk berjuang dengan keunggulan yang mereka punya untuk melakukan yang terbaik karena Tuhan telah memberikan bakat dan ketrampilan kepada mereka.

Orang tua berdalih bahwa apa yang mereka lakukan adalah demi kebaikan si anak untuk melindungi mereka dari informasi yang tidak benar ataupun yang menyakitkan, meskipun secara tidak langsung menggunakan sedikit kebohongan. Akan tetapi, mereka tetap melarang anaknya untuk tidak berbohong karena berbohong itu dosa. Bagaimana jika seorang ayah menyuruh anaknya untuk mengangkat telepon dan mengatakan bahwa ayahnya sedang tidak ada di rumah, padahal sudah jelas ayahnya ada di rumah? Perilaku-perilaku ini jelas akan mempengaruhi perilaku dan emosi dari si anak, baik sekarang ataupun ke depannya.

Konsekuensi dari metode pengasuhan ini tentu saja ada efek positif dan negatif. Jika seorang anak mengetahui bahwa ayah dan ibunya berbohong, mungkin suatu saat nanti anak tersebut akan kehilangan kepercayaannya pada kedua orang tuanya dan menganggap bahwa bohong itu diperbolehkan karena orang tua mereka juga melakukannya. Anak secara alami belajar menerapkan ketidakjujuran seperti yang mereka dapat dari orang yang lebih tua. Namun, untuk beberapa kasus, metode ini memiliki dampak yang positif bagi anak, seperti menumbuhkan rasa percaya dirinya dengan memuji hasil karyanya dengan memberi semangat bahwa ia telah berusaha, mengajarkan anak untuk sopan santun dan menghormati orang yang lebih tua. Mungkin memang benar jika ada yang berpendapat bahwa cara ini salah, karena seharusnya sebagai orang tua, haruslah mengajarkan dari kecil anak untuk bicara dan berlaku jujur. Paling tidak dimulai dari jujur terhadap diri sendiri, sehingga anak akan tumbuh dengan emosi yang positif.

Ini sedikit pendapat saya mengenai Pinocchio Parenting, sedikit yang saya dapatkan dari mata kuliah Pengembangan Karakter. Saya pribadi mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, karena ilmu yang saya dapat belum seberapa. Terima kasih atas perhatiannya dan selama menikmati :)

3 comments:

someday i remember when i was a little girl :)

7:23 PM Nova Zakiya 0 Comments

ngga tau kenapa hari ini gue keinget sama masa kecil gue yang sangat menyenangkan. punya cita-cita banyak yang kebanyakan sama kaya anak-anak lain.

umur 3 tahun, gue udah mulai ikutan nenek gue yang notabene kepsek TK tempat kakak gue sekolah. tapi selisih umur gue sama kaka gue 5 tahun, jadi ngga satu TK dulu. abis garing di rumah makanya gue lebih milih ikut nenek gue ngajar, lagi kan banyak mainan tuh di TK hehehe. akhirnya salah satu guru mengusulkan, gue mending daftar aja di TK walopun umurnya masih 3 tahun. yaudah daripada gabut juga kali ya gue di TK cuma main doang hahahaha.
dari sinilah awalnya cara pegang alat tulis gue aneh hahaha. konon katanya sih guru gue udah benerin caranya, cuman guenya aja yang kekeuh masih aja sampe sekarang pegang pensil gue kaya gitu hahaha.

pas TK, cita-cita gue pengen jadi dokter. hahahaha flat banget yah sama kaya anak-anak lainnya. oiya disini gue punya temen deket, namanya Desi sama Karin. kemana-mana kita bertiga, nari bertiga, jajan bertiga, padahal masih TK hehehe. tapi kita berpisah karena masuk SD yang berbeda :')
gue di SD deket rumah gue, SD N Kauman 02, Karin di Kauman 07 dan si Desi di Proyonanggan 11.

masuk SD, cita-cita gue belum berubah. alhamdulillah dari kelas 1 sampe 6 gue selalu masuk 3 besar, seringnya sih 1 hahahaha pamer yah. guru-guru juga kalo ada apa-apa misal lomba selalu nyuruh gue. juga ketua kelas gue yang jadi selama 6 tahun. hadeuh -________-"
gue udah mulai suka basket pas SD. pas jam istirahat, gue lebih milih buat main basket sama anak anak cowo. ada satu hal lucu yang bikin gue ngakak kalo inget. dulu, pas gue kelas 5 SD, anak cewe sekelas sempet musuhin gue gara-gara ada anak baru yang lebih milih deketin gue daripada si cewe yang suka itu. akhirnya gue main sama anak-anak cowo saking ga ada temennya. padahal mah gue ga ada feeling sama sekali dah sama si anak baru. masih kecil wooooooy. dan yang paling nyebelinnya itu pas deket ujian ujian gitu kaya ujian kenaikan kelas, mereka baikin gue dengan harapan pengen dapet contekan, tapi beres ujian musuhin lagi. dasar bocah -__________-"
oiya pas SD bakat gue baca puisi sama nyanyi lhoh hahahaha

SMP. gue diterima di SMP N 3 Batang, SMP terfavorit di kota gue yang jalur masuknya tergolong sulit. pas tes masuk, gue lagi kena cacar air dan badan gue ga enak banget. udah bad feeling aja takut ga ketrima. tapi nyokap gue udah pasrah, katanya yang penting gue udah usaha.
hari pengumuman desak-desakan, cari nama gue yang tak kunjung kelihatan. gue ngeliatnya dari peringkat bawah karena kan ga mungkin gue ada di bagian atas, secara yang daftar disini tuh anak-anak SD favorit semua sih. dan gue menemukan nama gue NOVA ZAKIYA tertera di urutan 81 dari 240 siswa yang diterima di sekolah ini. Alhamdulillah sujud syukur karena Allah mengabulkan mimpi gue :)

disini, gue ketemu temen-temen baru, karena anak SD gue yang ketrima disini cuma 2 orang, itupun ga pernah sekelas sama gue. dari awal emang gue suka nari, tapi disini gue ikut sanggar tari modern milik guru fisika gue, bu Isdiana. ada fashion show, cheerleaders, salsa di sanggar ini dan gue suka :)
hahaha kalo ngebayangin dulu sempet nge-cheers pas parade, juga pas classmeeting itu menyenangkan :)
pas SMP gue juga sempet nge-band, pegang bass tapi cuma sekali manggung aja ngga diperdalam lagi hehehe.

ditanya soal cita-cita, gue udah punya cita-cita lain, yaitu pengen jadi penyiar berita di televisi. kayaknya enak gitu deh ya hahahaha. tapi selain itu, gue juga pengen jadi penari :)

SMA. gue pengen banget masuk ke SMA N 1 Pekalongan. ini udah gue tulis di buku mimpi gue. daftar. NEM gue lumayan tinggi, tapi standar disini jauh lebih tinggi -________-"
dari luar Pekalongan, yang diterima cuma 32 orang. dan hari pertama gue udah di urutan 30. nyokap gue udah sering banget bilang gue suruh cabut aja dan sekolah di SMA N 1 Batang. tapi gue mau tetep usaha!
hingga hari terakhir, gue udah di peringkat 32. posisi rawan. kalo ada 1 anak dengan NEM tinggi daftar, otomatis gue tergusur. nyokap gue nyuruh gue buat cabut lamaran itu dan daftar di Batang, karena dia ngga ingin gue sekolah di SMA swasta :(
dengan berat hati gue akhirnya cabut lamaran gue, padahal bokap gue udah ngasih kebebasan sama gue. saat itu gue nangis, di hadapan temen gue, mpil :(

beberapa hari kemudian, gue dapet kabar kalo yang waktu itu peringkatnya ada di bawah gue, DITERIMA gara gara gue cabut lamaran gue. demi apapun saat itu gue ngerasa nyesel, sakit, marah dan ngerasa kalo mimpi gue ke depan udah berantakan. gue ngga pernah niat sekolah di SMA gue saat itu :(

tapi disini, gue menemukan 2 sosok sahabat yang baik. Ikfi dan Nela. dia selalu ada dan kita selalu bareng. konflik pasti ada, tapi kita bisa nyeleseinnya :)

udah kelas 3 SMA, kita mulai mikirin mau kuliah dimana. yang gue tulis di buku mimpi gue dulu, gue kuliah di STAN. tapi berhubung pendaftaran STAN paling akhir, alternatifnya gue daftar di UNDIP, bareng sama kedua sahabat gue itu. tapi sebelumnya nyokap gue nyuruh daftar di UNNES karena saat ini prospek jadi guru itu sangat menjanjikan. di tengah perjalanan gue, ada pendaftaran USMI dari IPB. wow, ga pernah kepikiran gue buat daftar di IPB. jauh dan gue ngga ada gambaran apapun. alasan gue daftar di IPB cuma 1, karena gue ngerasa gengsi, temen gue yang ada angka 6 di rapotnya aja berani, masak gue ngga? sekali lagi ini cuma iseng.
tapi ternyata mimpi gue dibelokkan lagi sama Yang Di Atas. gue ketrima di IPB dan ngga ketrima di UNDIP :(
entah harus seneng ato sedih karena ini bukan jurusan pilihan gue, tapi yaaaa daripada gue ngga kuliah?

IPB. matrikulasi PM. ngga ada nafsu belajar, karena temen-temen gue belum ada yang udah masuk kuliah, lagi pada liburan. lulus PM masuk kelas reguler. temu orang-orang baru dari berbagai daerah. B20 itu kelas gue. tahun kedua. mulai masuk jurusan. IKK. ngga ada bayangan. yang gue tau  semacam psikologi.

dan sekarang, gadis kecil itu bersyukur karena Allah telah membuat hidupnya penuh makna. memang tidak sesuai dengan mimpinya, tapi dia yakin ini yang terbaik. masuk ke SMA yang bukan dia inginkan, diterima di universitas yang sama sekali tidak dia bayangkan akan sekolah disana sebelumnya, semuanya rencana Allah yang ia yakini terbaik untuk dirinya.
dia bersyukur dapat melanjutkan studi di Ilmu Keluarga dan Konsumen
dia bersyukur bertemu dengan orang-orang baru yang membuatnya semakin dewasa
dia bersyukur menemukan seorang sahabat yang selalu berusaha ada di saat dia senang ataupun sedih
dan dia bersyukur atas semua yang telah dilimpahkan-Nya :)

kini gadis kecil itu berharap semoga apa yang ada di depan adalah yang terbaik untuk dirinya, yang bisa membahagiakan mama, abah, kakak, keluarga besar, sahabat-sahabatnya, semua temannya yang selalu menyayanginya. dia tidak akan menyerah untuk menggapai mimpinya yang sudah dia tulis di buku mimpi, yaitu ingin melanjutkan studi di Amerika dengan hasil kerja kerasnya sendiri :)

kita bebas menulis apa mimpi kita, tapi yakinlah apapun yang terjadi di depan, itu adalah yang terbaik yang telah ALLAH pilihkan untuk kita. karena manusia hanya bisa berencana, dan ALLAH lah yang akan menentukan :)

sedikit celotehan dari seorang gadis kecil yang beranjak dewasa, maaf jika masih banyak pemilihan kata yang kurang tepat :)

zhaqia :)

0 comments: