"Diam"

8:49 PM Nova Zakiya 0 Comments



Ada masanya dimana kita merasa lebih nyaman untuk sendiri, tidak berbaur dengan hiruk-pikuk orang sekitar. Ada masanya dimana kita justru merasa kesepian di tengah keramaian, sekalipun mereka orang terdekat kita. Ada masanya dimana duduk sendiri, menatap luas apa yang Tuhan lukiskan di dunia ini, membuat hati menjadi lebih tentram, nyaman, dan damai.

Bukan karena jenuh, bukan karena bosan, tapi alasannya tetap lah sama, hanya ingin sendiri. Iya, sendiri. Kemudian kita mulai berpikir tentang apa yang telah kita perbuat kepada orang lain, apakah kita telah bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita, atau hanya menyusahkan mereka? Kita mulai mengevaluasi dan mencoba untuk membenahi diri. Mencoba untuk terus dapat ikhlas membantu orang lain, mencoba untuk dapat memberikan manfaat dengan adanya kita. Setidaknya kita mencoba untuk mengukir seulas senyuman di wajah mereka, bukan mengukir sebuah murka.

Terkadang yang kita butuhkan hanya diam, bukan karena merenungi nasib, melainkan untuk sejenak memikirkan apa yang akan kita lakukan selanjutnya 

#PeopleAroundUs Day 3 - 13 September 2013

0 comments:

Day 2 - Mahasiswa Tingkat Akhir

11:11 PM Nova Zakiya 0 Comments



Mahasiswa tingkat akhir selalu disibukkan oleh dua kata, skripsi dan revisi. Kita menuangkan hasil penelitian kita dalam skripsi untuk dielaborasikan dengan teori-teori yang ada dan kemudian dosen pembimbing akan memberikan revisi. Revisi akan terus berdatangan dari dosen hingga akhirnya dirasa cukup dan layak untuk “naik cetak”.

Beberapa akan merasa jenuh dengan aktivitas revisi ini karena menganggap skripsi kita sudah lengkap, hasilnya sudah dielaborasikan dan dibahas menggunakan teori yang ada, namun menurut dosen pembimbing masih dirasa kurang. Sempat muncul di pikiran agar sebaiknya dosen tidak ‘menyetarakan’ ilmu yang mereka punya dengan kita, karena kita baru sebentar mengenyam pendidikan sedangkan mereka sudah lama. Kami baru saja ingin mencapai gelar sarjana sedangkan mereka sudah bergelar doktor atau bahkan professor. Jenuh karena sudah tidak mengetahui apalagi kata-kata yang akan dibahas dalam skripsi. Jenuh karena waktu terlalu lama sedangkan kami masih memiliki mimpi-mimpi yang ingin segera kami kejar. 

Akan tetapi, apa yang disarankan oleh dosen pastilah bermanfaat bagi kita. Bukan memikirkan mereka sendiri, tapi justru dosen membantu kita agar tidak disepelekan oleh orang lain. Agar tugas akhir kita memiliki bobot dan bermakna, atau bahkan bisa bermanfaat bagi orang lain. Percayalah bahwa dosen terus memberikan revisi bukan untuk menyiksa kita, melainkan menambah pengetahuan kita dengan semakin banyak membaca. Saya yakin akan hal itu.

Untuk kedua teman saya yang sedang disibukkan oleh revisi, semangat dan jangan pernah menyerah! Tinggal selangkah lagi kalian dinyatakan “benar-benar lulus sarjana”. Tentunya dengan hasil revisi yang tidak main-main pula. Sukses untuk kalian!

#PeopleAroundUs Day 2 - 12 September 2013

0 comments:

APTB vs Sopir Angkot di Kota Bogor

11:03 PM Nova Zakiya 2 Comments


Tidak sengaja saat saya membuka twitter, saya melihat sebuah link yang berisikan berita ditolaknya kembali APTB Bubulak – Blok M oleh sopir angkot di Bogor (mungkin khususnya angkot 02/03). Tertarik untuk membacanya, saya membuka link tersebut. Menurut para sopir angkot tersebut, pendapatan mereka menjadi berkurang dengan adanya APTB. Mereka juga sempat memblokir dan “mengusir” APTB untuk tidak masuk ke Terminal Bubulak sejak awal APTB diluncurkan. Para sopir angkot tersebut menganam akan mogok kerja dan melakukan penghadangan jika APTB tetap dioperasikan. Ada lagi saya mengutip perkataan Kasi Angkutan DLLAJ Kota Bogor yang katanya trayek tersebut baru sebatas wacana. “Banyak warga Bogor yang menghendaki adanya bus trayek Bogor – Blok M yang terintegrasi dengan Trans Jakarta. Namun, banyak pula dari awak dan pemilik angkot yang menolaknya.” (poskotanews.com – 8 September 2013)

2 comments:

Day 1 - A Father Will Always be a Daughter's First Love

11:21 PM Nova Zakiya 0 Comments

Foto ini diambil saat lebaran tahun lalu. Kata teman, beliau seperti rocker hahaha \m/


Abah, begitu saya memanggil ayah saya. Iya, di daerah tempat saya tinggal, minoritas panggilan untuk seorang ayah dari anaknya adalah abah. Beliau merupakan lelaki yang sangat sayangi di dunia ini. Bagaimana tidak? Beliau selalu berusaha membahagiakan saya, walau terkadang dengan cara yang tidak biasa. Beliau tidak pernah menyerah dan selalu berusaha agar kedua anaknya dapat menyelesaikan sekolahnya hingga perguruan tinggi. Dan beliau tidak pernah sedikit pun mengeluh betapa lelahnya beliau mencari uang guna memenuhi kebutuhan keluarga yang makin hari makin bertambah namun sumberdaya yang ada terbatas.

Beliau tipikal orang tua yang tidak pernah memaksakan kehendak terhadap anak-anaknya. Beliau memberikan kepercayaan kepada kita untuk memilih jalan yang kita suka, asalkan masih dalam batas wajar. Beliau sangat mendukung apa yang disenangi oleh anak-anaknya, khususnya dalam bidang pendidikan. Beliau yakin, apapun yang kita pilih, kita akan bertanggung jawab dengan hal tersebut. Seperti hal nya saya, yang memilih untuk merantau ke kota Bogor untuk menempuh pendidikan sarjana saya dan beliau percaya bahwa saya bisa. 

Banyak hal yang ingin saya lakukan untuk membalas semua kebaikan dan keikhlasan Beliau selama ini kepada saya. Alhamdulillah, setidaknya hal terakhir yang membuat Abah lega adalah saya berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana saya di Institut Pertanian Bogor. Bulan November nanti ketika saya diwisuda, saya ingin melihat beliau bangga ketika nama saya dan nama beliau disebut dengan predikat kelulusan yang sangat memuaskan bagi kami berdua. Semoga setelah ini saya bisa melangkah lebih jauh lagi untuk membahagiakan mereka, kedua orang tua saya.

Pernah mendengar istilah “a father will always be a daughter’s first love”? Ya, hal tersebut memang benar, baik jika dijelaskan secara faktual maupun teori. Sigmund Freud mengatakan anak usia 3-6 tahun berada pada fase phalic, dimana anak akan tertarik dan memiliki perasaan dengan orang tua lawan jenisnya. Ya, anak laki-laki akan lebih dekat dengan ibunya, dan anak perempuan akan lebih dekat dengan ayahnya. Saat berada pada fase tersebut, anak perempuan akan berebut kasih sayang ayahnya dengan ibunya dan cenderung akan meniru ibunya agar mendapat perhatian lebih dari ayahnya. Terlepas dari teori tersebut, saya tulus menyayangi ayah saya dan tidak ingin mengecewakan beliau. Saya ingin membuat beliau selalu tersenyum, bangga dan berkata kepada teman-temannya nanti ketika melihat saya, “iya, itu anak saya.”

Love you to the moon and back, Dad :*

#PeopleAroundUs Day 1 -  11 September 2013

0 comments: