I Accepted #NulisRandom2015 from nulisbuku.com

11:33 PM Nova Zakiya 2 Comments

I can't believe that I can finish this challenge.


Menulis sebulan penuh tanpa jeda selama 30 hari dengan topik apa saja itu gampang-gampang susah. Pas tiba-tiba terlintas tema yang bagus di otak ya nulis lancar, giliran nggak ada ide ya udah mandeg. Gue pribadi memang suka menulis, tapi tidak setiap hari. Bahkan kadang, apa yang ada banyak topik di otak juga tidak jadi tertuliskan di blog karena malas. I have a lot of ideas but can't write this on my blog

Terus di akhir bulan Mei lalu, gue melihat tantangan ini di twitter @nulisbuku tepatnya disini. Tertariklah gue untuk mengikutinya. Pertama, topiknya bebas alias tidak ditentukan. We can write everything we want, bahkan hanya satu paragraf pun tak masalah. Kedua, gue ingin menantang diri gue pribadi yang selama ini suka menunda-nunda untuk posting di blog. Gue pengen lihat sejauh mana gue bertahan dalam tantangan ini, dan ternyata terselesaikan lah selama 30 hari hahahaha *tertawa penuh kemenangan*

hasil tulisan random sebulan~
Oke, saya akan menulis kesan-kesannya saya mengikuti tantangan ini *halah*

Pertama, ini seru banget. Tiap hari lo dituntut untuk posting satu tulisan apapun itu, mau isinya pengalaman lo hari itu, curhatan tak terarah lo, apa yang lo rasain saat itu, semua boleh dituliskan. Ya meski tiap hari gue terbiasa dikejar deadline naskah dan paket berita buat tayang di program gue hari itu juga, tapi yang ini rasanya beda. Ketika tulisan lo banyak yang view, apalagi untuk topik-topik yang agak pinter dikit, terus dikomen (ada dari lembaga penting) rasanya bangga aja hahaha. Dan ini menyenangkan banget serius. Bahkan saat sakit juga gue belain nulis biar nggak bolong. Beberapa gue tulis juga pas udah jam 11 malem, dimana sejam lagi udah habis harinya hahahaha.

Kedua, gue sampe bela-belain download aplikasi Blogger for Android, demi posting tulisan setiap harinya. Apalagi, bulan lalu gue ambil cuti 10 hari dan pulang ke rumah dan malas bawa berat-berat alias bawa laptop. Jadi semua hasil tulisan gue kemarin mengandalkan smartphone, sinyal dan kuota paket data. Nah kurangnya aplikasi ini adalah belum bisa ngatur alignment dan posisi gambar yang mau kita upload. Jadi aja suka berantakan.

Ketiga, I write everything sampe tingkat kerandoman gue mencapai maksimal. Hmmm.. menulis setiap hari sebenarnya bagus, hanya saja kadang jadi ada yang ngasal. Begini begini maksudnya, ketika lo nemu topik yang bagus untuk ditulis hari itu, ya lo selamat. Tapi ketika otak mandeg bener-bener bingung mau nulis apa, akhirnya tulisan kacau nan random-lah yang dihasilkan hahahaha. Jadi, menulis ngga menulis sebenarnya efektif ngga efektif *apa sih*, kecuali lo orangnya benar-benar kreatif dan penuh ide, yang bisa melihat atau merasakan sesuatu berpotensi menjadi tulisan. Coba tengok, berapa banyak tulisan gue yang super duper ngaco di atas? Hahahahaha

Dari event ini, gue jadi belajar untuk langsung menulis ketika gue punya ide untuk menulis. Tapi, jangan asal menulis, harus dilengkapi dengan riset yang dilakuin sebelum ngepos tulisan, biar tulisan yang ditulis lebih akurat dan nggak mengada-ada. Banyak membaca juga penting lho saat kita belajar menulis. Dimana ketika membaca, lo akan belajar 'oh tulisan yang bagus tuh begini' dan 'oh jadi tulisan gue kurangnya disini'. Membaca benar-benar bisa membuka wawasan lho hehe.

Jangan takut salah dalam menulis, setiap orang memiliki ciri khasnya sendiri dalam menulis. Lengkapi dengan data yang bisa dipertanggungjawabkan, meski itu opini pribadi lo. Jadi ketika ada orang yang mempertanyakan, lo bisa mempertanggungjawabkan tulisan lo itu. 

Oke, sepertinya omongan gue udah terlalu  muter-muter dan nggak jelas. Dan ternyata gue sudah ditungguin produser gue haha. It's time to go home! Yup, gue masih di kantor baru beres on air haha. Yang jelas, gue seneng ikut event ini dan sangat senang pas berhasil melewatinya dengan lengkap tanpa ada bolong satupun.

Semangat menulis untuk hari-hari berikutnya! Salam hangat dari penghuni sarang rajawali yang sedang jatuh cinta dengan seorang lelaki karena pertemuan awalnya di mushola kantor yang kemudian menjadi imam sholatnya dan berharap menjadi imam dalam kehidupannya! Amin!

XOXO!

-za-

2 comments:

Tempe, Makanan 'Ndeso' namun Mendunia

10:53 PM Nova Zakiya 0 Comments

Tempe, makanan yang dibuat dari kedelai ini, kita kenal sebagai makanan khas Indonesia. Lalu, bagaimana jadinya jika tempe dibuat dan dijual di London, Inggris?
Sumber: Google
Adalah William Mitchell, warga negara Inggris yang merintis usaha penjualan tempe di ibu kota negaranya. Ia mengaku mulai gemar menyantap tempe saat bekerja sebagai guru bahasa Inggris di Jakarta 1995 silam. Setiap hari ia makan berbagai olahan tempe di warung makan. Saking doyannya, ia bahkan sampai mempelajari cara membuat makanan khas Indonesia tersebut di sejumlah kota di Pulau Jawa, termasuk di Malang, Jawa Timur.

Tahun 2013, William memutuskan untuk kembali ke negaranya, setelah dirasa mampu membuat tempe. Lalu ia mencoba peruntungannya dengan membuka warung tempe di sebuah pasar di Kota London. Enam bulan pertama, William mengalami kesulitan dalam memasarkan tempenya, ditambah faktor cuaca yang membuat pembuatan tempe di London berbeda dengan membuat tempe di Indonesia. Namun kini, tempe buatan William telah memiliki banyak pelanggan. 

Selain meraup keuntungan dari bisnis ini, William memiliki cita-cita untuk memperkenalkan tempe agar bisa masuk ke setiap dapur di Inggris lho.



Di saat orang Indonesia sendiri lebih menyukai makanan-makanan dari luar (dan beberapa diantaranya berupa junk food), justru makanan yang 'Indonesia banget' ini mulai mendunia dan disukai oleh warga Inggris. Kadang kita sendiri merasa malu dan ndeso jika makan hanya berlauk tempe, padahal tempe sering digunakan sebagai pengganti daging untuk nilai gizi makanan sangat tinggi dan baik untuk kesehatan, tak kalah dengan keju. Nah, berikut ini adalah beberapa manfaat dari tempe bagi kesehatan tubuh kita:
  1. Sumber protein
  2. Mengurangi resiko serangan jantung
  3. Sumber vitamin
  4. Menetralkan radikal bebas
  5. Mencegah anemia
  6. Mencegah diare dan kolera
  7. Mengandung serat tinggi untuk mengontrol kadar gula darah
  8. Menurunkan lemak dalam darah
  9. Dapat dikonsumsi semua kelompok umur
Bagaimana? Masih merasa malu mengonsumsi tempe sebagai lauk dan salah satu sumber protein kita? Yuk, mulai cintai makanan dalam negeri! :D

Sumber: BBC Indonesia ditambah opini pribadi :D

0 comments:

Cerita Ibu dan Anak Malam ini

9:24 PM Nova Zakiya 0 Comments

Ada sepasang ibu dan anak yang memiliki kebiasaan rutin: telepon tanpa mengenal siang dan malam. Hal ini dilakukan karena sang anak tinggal jauh dari orang tuanya.

Siapa yang menelepon pun bergantian, kadang sang anak, lebih sering sang ibu duluan. Berbagai respon pun pernah didapat. Adakalanya senang, sedih, ataupun jengkel. Jika sang anak dirasa sedang tidak mood, ibu pamit menutup telepon. Satu detik kemudian, sang anak balik menghubungi untuk meminta maaf atas sikapnya yang tidak sopan. Lalu suasana kembali cair seperti sedia kala.

Malam ini sang ibu kembali menelepon, setelah sang anak mengabarkan kondisi terakhirnya melalui pesan singkat. Iya, sang anak yang tinggal di perantauan sedang sakit, yang ternyata sang ibu di kampung halaman pun mengalami hal yang sama namun beda penyakitnya.

Sang anak berusaha mengemas kondisinya secara ceria, meski kenyataannya ia panik tidak karuan. Sang anak hanya tidak ingin membuat sang ibu khawatir akan kondisinya. Ia ingin ibunya lekas sembuh tanpa harus memikirkan dirinya.

Berganti topik, sang ibu bercerita dengan antusias dirinya baru saja membelikan sebuah baju muslim untuk cucu pertamanya yang berumur 5 tahun. Lalu bercerita mengenai toko tempat membeli baju itu. Sang anak pun dengan antusias ingin membelikan baju muslim untuk sang ibu, yang kemudian dijawab 'jika terlalu mahal mending tidak usah'. Namun sang anak tetap kekeuh ingin membeli untuk ibunya.

Tanpa sadar sang anak menguap. Sang ibu menyadari lalu menyuruhnya untuk lekas tidur. Namun kembali lagi sang anak membuka topik pembicaraan yang panjang untuk ditanggapi sang ibu. Sang anak mengeluh matanya memerah, ia belum sembuh betul. Sang ibu menenangkan, mungkin hanya mengantuk saja. Lalu sang ibu pamit, gratisannya sudah habis. Ia menyuruh anaknya untuk lekas tidur karena besok pagi harus kembali bertemu dokter sebelum berangkat ke kantor.

Pembicaraan pun selesai. Sang anak mendoakan agar ibu dan bapaknya tetap diberi kesehatan sehingga sang anak bisa terus berusaha untuk membahagiakan keduanya.

Sekian.

0 comments:

Renungan Hari Ke-10 Ramadan

9:47 PM Nova Zakiya 0 Comments

Serapi apapun rencana yang udah kalian buat, jika Allah SWT tidak berkehendak ya pasti akan batal. Sama halnya ketika sesuatu yang sama sekali nggak kalian rencanakan, namun Allah SWT menghendakinya, pasti akan terjadi.

Jauh di saat saya belum kembali ke Jakarta, saya sudah menyusun berbagai rencana seperti buka puasa bersama teman, belanja bulanan, dan datang ke Sahabat Anak Manggarai (SAM). Juga beberapa agenda lain seperti ngantor dan meeting. Sampai di Jakarta semua masih lancar-lancar saja. Hingga hari kedua masuk kantor lagi, badan mulai berasa ngga fit. Tadinya kepikiran 'oh mungkin semalem salah posisi tidur' karena tidur semalam memang kurang nyenyak. Makin sore badan makin berasa ringkih, lemas. Dan sampai di kosan barulah berasa demam tinggi semalaman.

Kalau kalian anak rantau, ketika kalian sakit cuma belaian ibu yang kalian rindukan. Tapi ini posisinya nggak mungkin pulang lagi karena baru cuti. Bahkan mau ngabarin orang rumah aja takut bikin mereka khawatir. Alhasil tidur malam itu dengan badan panas mata berair pegal dan pusing sempoyongan. Saya putuskan untuk ke rumah sakit terdekat (dekat kos adanya rumah sakit sih huhu) esok harinya.

Bermodalkan GoJek Credit, saya menuju RS MMC. Singkat cerita, Dr. Nazir (internist) menyuruh saya bedrest selama 4 hari (3 hari izin kantor dan 1 hari libur). Jika kondisi belum membaik, Senin kembali lagi untuk cek darah.

Istirahat 4 hari artinya dari tanggal 25 saya harus stay di kosan, yang artinya rencana saya gagal. Tadinya hari itu saya ada janji nonton dengan teman, lalu tanggal 26 nya saya akan menghadiri 20th Wardah Anniversary di Senayan City dan belanja bulanan. Kemudian sepulang kerja di tanggal 27, saya menuju Bogor untuk buka bersama dengan anak-anak kontrakan Jarkasih (semasa kuliah) dilanjut dengan sahur bersama di kosan Usmi dan sorenya datang ke SAM karena sudah memasuki hari terakhir. Akhirnya semuanya hanya dilewati dengan beristirahat di kosan.

Saking sayangnya Allah SWT dengan saya, Allah SWT memberi saya sakit, Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap saya. Mungkin jika saya tidak sakit, bisa dibayangkan seboros apa saya minggu ini, apalagi di waktu sudah gajian. Allah SWT tidak menyukai orang yang boros karena boros temannya syaitan. Selain itu, sakit merupakan penebus berbagai dosa dan menghapus segala kesalahan. Inilah bukti sayang Allah kepada hamba-Nya agar selalu dekat dengan-Nya. Alhamdulillah.

Sakit juga tidak menghalangi saya untuk tetap berpuasa. Memang di hari pertama saya sakit saya tidak berpuasa. Namun esoknya saya memutuskan untuk puasa. Momen Ramadan adalah momen yang ditunggu setahun sekali sayang kalau begitu saja dilewatkan. Jadi saya ubah waktu minum obatnya menjadi saat sahur, berbuka puasa dan sebelum tidur. Sakit ini datangnya dari Allah SWT, jadi saya yakin tidak akan terjadi apa-apa ketika saya berpuasa :)

Terkadang kita terlena dengan kesehatan sehingga kita lupa bersyukur atas nikmat Allah SWT yang satu ini. Kemudian Allah SWT memberi kita sakit agar kembali lagi ke jalan-Nya. Maka dari itu, bersyukurlah ketika kalian sehat dan gunakanlah kesehatan itu untuk melakukan kebaikan. Sehat itu mahal harganya, bung! Dan semoga kita selalu dituntun untuk terus berada di jalan-Nya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

0 comments:

Be A Smart Consumer

10:40 PM Nova Zakiya 0 Comments

Mempelajari ilmu konsumen semasa kuliah ternyata sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kita jadi tahu bagaimana seharusnya menjadi konsumen ketika melakukan transaksi alias berbelanja.

Nah hal simpel ini bisa kalian terapkan saat berbelanja.
1. Cek tanggal kadaluarsa
First thing you have to do when you buy something is check the expired date. Sekelas supermarket besar pun kadang suka kecolongan ada barang yang sudah kadaluarsa lho. Makanya pastikan tanggal kadaluarsa itu ada dan tertera di kemasannya. Kalaupun tidak menemukannya, mending tanya sama petugas yang ada di situ untuk menunjukkan dimana letak tanggal kadaluarsanya. Kedengarannya ribet sih, tapi ini juga untuk kebaikan kita lho. Nggak cuma makanan, tapi juga kosmetik, perlengkapan mandi, dan sebagainya.


2. Perhatikan harga yang tertera
Kadang ada minimarket yang culas yang menaruh harga yang beda antara di rak dan kasir. Bahkan ada juga yang tidak menaruh harganya. Jadi nggak ada salahnya ketika harga di kasir berbeda lalu kita bertanya dan meminta penjelasan dari pihak minimarket. Kalo saya pribadi sih setiap belanja selalu standby dengan kalkulator di ponsel. Jadi setiap ambil barang saya hitung langsung. Selain untuk menyamakan hasilnya dengan kasir, trik ini juga mampu mengerem kita berbelanja supaya tidak over limit.


3. Jangan mudah terayu dengan diskon
Kalau kita jeli, terkadang harga barang yang didiskon itu sudah di-markup terlebih dulu lho. Tapi namanya orang liat barang diskonan kaya liat oase di padang pasir, lalu kalap. Di bagian ini saya juga suka tergoda. Kadang.


4. Perhatikan nutrition facts dan bahan pembuatnya
Untuk produk makanan dan minuman, nutrition facts alias informasi nilai gizi ini wajib ada, supaya kita tahu apa saja yang terkandung dalam makanan atau minuman ini. Termasuk bahan pembuatnya. Ponsel sudah semakin pintar kalau menemukan sesuatu yang aneh bisa googling langsung deh.


5. Buy what you need, not what you want
That's the point! Kadang kita hanya menuruti hawa nafsu laper mata melihat suatu barang namun setelah dibeli kita nggak tau untuk apa barang ini dibeli atau nggak terlalu dibutuhkan saat ini. Parahnya, yang penting alias dibutuhin malah jadi nggak kebeli atau pengeluaran membengkak.


Nggak ada salahnya kok bikin catatan saat berbelanja, jadi kita tahu apa yang benar-benar kita butuhkan. Tetapkan juga berapa budget yang kamu siapkan untuk berbelanja. Kalau misalkan sisa, boleh lah beli yang lagi diinginkan atau yang tiba-tiba menarik mata saat itu. Catatan tidak harus selalu di kertas tapi bisa juga di smartphone kita.

Oh ya, jika kita menemui kendala misalkan barang yang kita beli ternyata ukurannya kurang atau tidak semestinya, nggak ada salahnya lho untuk complain karena itu hak kita sebagai pembeli. Pun saat kasir menawarkan untuk menyumbangkan kembalian kita, kita boleh menolak kalau ragu karena kita tidak tahu apakah itu akan disalurkan dengan benar ke tempat yang mereka sebut atau semestinya. Bukan masalah pelit kok hehe.

Terdengar ribet memang step di atas, padahal baru beberapa yang menurut saya sangat penting untuk diperhatikan. Tapi nggak ada salahnya untuk menjadi konsumen yang cerdas bukan?

0 comments:

Demam Pelindung Kabel

8:48 PM Nova Zakiya 2 Comments

Spiral cord protector alias pelindung kabel ini nampaknya tengah menjadi primadona. Selain untuk mencegah kabel, baik kabel charger maupun earphone, cepat kotor, fungsi dari pelindung kabel ini adalah untuk menghindari kabel gampang tertekuk, rusak dan putus.

Pilihan warnanya yang banyak alias berwarna-warni membuat kita tertarik untuk menghias kabel kita. Harganya cukup murah, untuk satu spiral biasanya dibanderol antara Rp 2.500 hingga Rp 10.000 saja.

Nah, tapi ada cara lain untuk melindungi kabel charger/earphone anda tanpa harus mengeluarkan biaya. Yakni dengan menggunakan kawat per pada bolpoin mekanik. Anda bisa mencari bolpoin anda yang sudah tak terpakai atau rusak lalu ambil kawatnya untuk melindungi kabel anda. Being vintage and antimainstream hehe.

Kawat per bolpoin bisa dimanfaatkan untuk pelindung kabel lho (Sumber: Google)

2 comments:

Minion's Attack!

8:15 PM Nova Zakiya 0 Comments

Siapa tak kenal Minions? Makhluk kuning menggemaskan dengan bahasa yang tak bisa kita pahami langsung. Mereka memulai debut awal di film Despicable Me, melayani Gru, sang majikan, untuk melakukan beberapa kejahatan, salah satunya mencuri bulan. Dari sini, penonton sudah mulai menggemari si gerombolan kuning ini. Ya, meski mereka bekerja melayani penjahat, tak satupun dari mereka yang menjadi jahat. Malah penonton akan dihibur dengan tingkah polahnya yang sangat lucu. Pada akhirnya, Gru menjadi lebih baik setelah kehadiran 3 anak angkatnya, Margo, Edith dan Agnes.

Selang 3 tahun kemudian, Pierre Coffin dan Chris Renaud membuat sekuelnya berjudul Despicable Me 2. Film ini masih bercerita tentang kehidupan Gru setelah berhenti menjadi penjahat, dengan ketiga anaknya dan para minion. Ditambah kehadiran orang baru, yakni Lucy, yang pada akhirnya menikah dengan Gru. Di akhir cerita, minion menyanyikan lagu Y.M.C.A dan I Swear dengan bahasa mereka, yang pastinya sungguh menggemaskan.

Melihat antusiasme penonton yang 'jatuh cinta' pada si kuning, Pierre Coffin kembali membuat film mengenai sejarah Minions sebelum bertemu dengan Gru. Film berjudul The Minions ini dirilis pada 17 Juni 2015 di Indonesia, dengan tokoh utama Kevin, Bob, dan Stuart. Promo yang dilakukan pun cukup gencar, seperti memberikan bonus mainan Minion pada produk Happy Meal McDonalds dan sereal Koko Krunch, juga buku tulis Minion pada produk susu Dancow.

Bicara soal bonus dari Happy Meal, ada 10 jenis minions yang didasarkan pada filmnya. Bahkan McDonalds mengeluarkan produk es krim pisang, salah satu signature dari minions. Sepuluh mainan tersebut laris manis diborong, terutama untuk jenis Chatting Bob, yang bisa bicara. Saya sendiri baru dapat 4 hehe, yaitu Guitar Strumming Stuart, Minions Soldier, Lava Shooting Kevin dan Minion Vampire.

Nampaknya minions telah menyebarkan daya tarik mereka sehingga semua orang baik tua ataupun muda memburu mainan ini. Bagaimana dengan Anda? Apakah sudah mendapat salah satu diantaranya? Jika belum, selamat berburu!

0 comments:

Aku, Kamu, Kita Saling Percaya

9:42 PM Nova Zakiya 0 Comments

Karena dalam sebuah hubungan hanya ada 3 aturan:1. Aku percaya kamu2. Kamu percaya aku3. Kita saling jaga kepercayaan kita masing-masing


Nasehat itulah yang pernah diberikan oleh salah satu teman sekantor saya waktu itu. 3 poin yang kedengarannya simpel namun sangat sulit untuk dilakukan bukan?

Saya sendiri setuju dengan pernyataan tersebut, bahwa sebuah hubungan memang harus dilandasi rasa saling percaya. Jika tidak, maka kita akan terus-terusan berprasangka buruk terhadap pasangan kita, memikirkan hal-hal yang sebetulnya tidak penting untuk dipikirkan. Dan pada akhirnya hanya menimbulkan masalah bagi hubungan kita dengan pasangan. Ibarat kata "dikit-dikit dicurigai", lama kelamaan pasangan bisa jadi lelah dan justru melakukan apa yang selalu dituduhkan.

Apalagi bagi kalian yang menjalani long distance relationship alias LDR. Saling percaya benar-benar menjadi kunci awetnya hubungan selain komunikasi yang lancar. Tapi di bagian ini seringkali lebih susah.

Beberapa kasus, ketika sudah percaya dengan pasangan, namun ternyata si pasangan malah menyalahgunakan kepercayaan yang kita berikan. Sakit? Tentu. Parahnya, bisa jadi kita menjadi susah untuk percaya dengan orang lain, apalagi di saat kita akan menjalin hubungan dengan orang baru. Oke terlalu jauh.

Ada sebuah quote dari buku yang pernah saya baca, namun maaf saya lupa judul bukunya.

Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama sama kuat. Bukan yang saling mengisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab masing masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain. Find someone complimentary, not supplementary
Jadi, apakah kalian juga setuju dengan kedua pernyataan tersebut?

0 comments:

Taati Aturan dari Hal Kecil

11:07 PM Nova Zakiya 2 Comments

Entah darimana awalnya ada istilah "peraturan ada untuk dilanggar". Jujur saja saya tidak begitu setuju dengan adanya pernyataan tersebut. Karena ketika kita berada di posisi si pembuat aturan, akan merasa kesal kalau peraturan yang kita buat tidak dipatuhi.

Awalnya, kadang saya memang suka berontak. Namun setelah saya tahu bagaimana rasanya membuat peraturan, saya berusaha untuk lebih taat terhadap aturan yang berlaku, selama itu baik untuk semua pihak alias bukan cuma menguntungkan satu pihak saja.

Hal yang sering dimaklumi oleh banyak orang adalah masalah mengantre dan tempat duduk kereta. Atas dasar pertemanan, terkadang kasir atau siapapun yang berada di balik mesin uang itu, selalu mendahulukan temannya tanpa mempedulikan orang-orang yang sudah berbaris menunggu giliran. Ataupun kasus lain, yakni mengantre di halte TransJakarta. Beberapa orang yang suka nyelip dan malah marah kalau ditegur. Padahal antrian mengular panjang. Kalau sudah begini, kadang petugas pun tak bisa berbuat banyak.

Masalah tempat duduk kereta pun sama. Padahal kita membeli tiket pun bisa langsung memilih tempat duduk, mau yang di dekat jendela kah atau nomer tengah kah, dan lain sebagainya. Saya suka heran dengan orang yang kekeuh menduduki kursi yang bukan miliknya dan bahkan menyuruh orang yang seharusnya duduk disitu untuk mencari kursi yang lain.

Sewaktu saya pulang dari Semarang menuju Jakarta bulan April lalu, saya menemui kasus demikian. Seorang bapak dengan nyeleneh mempersilahkan sekeluarga (4 orang; sepasang suami istri dan 2 orang anak; 1 anak masih bayi) untuk mencari kursi kosong yang lain. Kesal, sang istri sudah banyak menyindir pun tetap tak dihiraukan oleh bapak itu, sedangkan suaminya berusaha meredam emosi baik dirinya maupun istrinya. Yang jelas mereka masih berdiri. Si bapak itu tetap saja kekeuh menyuruh keluarga itu mencari kursi lain, bahkan di gerbong lain. Hingga akhirnya petugas KAI lewat dan si istri mengadukan permasalahan yang dialaminya. Akhirnya jalan yang diambil adalah mengecek tiket mereka masing-masing dan mau tidak mau si bapak harus beranjak pergi karena kursi tersebut atas nama si keluarga. Dan yang saya tidak habis pikir, ternyata gerbong bapak itu bukan di gerbong ini, melainkan masih di gerbong belakangnya. Heran -,-

Saya sendiri juga sempat mengalaminya. Saat naik kereta, saya memang lebih suka berada di pinggir jendela. Nah, berhubung kereta dari Pekalongan itu sudah mengangkut penumpang dari Semarang, otomatis beberapa kursi telah terisi. Dan ketika naik, ada ibu yang sedang tiduran di kursi saya. Dengan sopan, saya minta izin untuk duduk di kursi saya, namun dia kekeuh maunya duduk di pojok alias pinggir jendela. Akhirnya saya cuma bilang, "ya udah bu kita sesuai yang tertulis di tiket saja ya". Dengan muka jutek, ibu itu beranjak dari kursi saya.

PT KAI telah memberikan kemudahan dengan membebaskan kita dalam memilih kursi dan gerbong, lantas mengapa masih saja ada orang yang tidak mau taat aturan seperti ini? Alangkah baiknya kita menaati aturan dari hal-hal kecil, agar apa? Agar hidup kita teratur dan meminimalisir timbulnya masalah. Prinsip saya, saya tidak mau mengalah kepada orang yang jelas-jelas tidak menaati aturan. Resikonya memang tidak selalu ada, tapi alangkah baik bila bisa dicegah bukan?

2 comments:

[FIKSI] Happily Ever After

8:15 PM Nova Zakiya 0 Comments

Happily ever after.

Aku tak tahu di bagian mana aku harus mempercayai kalimat itu. Pesimis? Mungkin iya. Terlalu sering hati ini merasakan luka sehingga aku lupa bagaimana rasanya dicinta.

Bertemu denganmu membuatku sedikit lupa akan masa lalu, tapi tidak dengan rasa sakit ini. Rasa sakit yang muncul ketika kepercayaanmu dinodai oleh orang yang kau kasihi.

Kau terus mendekat. Aku senang sekaligus takut. Takut jika nanti rasa sakit itu datang kembali. Untuk apa aku berbagi kasih jika nanti hanya sakit yang aku dapat? Pada akhirnya aku memutuskan untuk menjauh, namun tetap mengagumimu dalam diam.

Rumit memang. Tapi dalam diam, aku menemukan kesenangan. Mendengarkan lagu yang sedang kau putar ketika kau berada di belahan dunia yang lain, membuatku merasa sedang berbagi earphone denganmu, kita duduk di taman berdua sambil melihat bintang. Ya, ini hanyalah khayalan belaka. Bagiku itu sudah cukup membuatku bahagia.

Dua tahun berselang kau pulang dari London. Entah apa yang membuatmu datang ke tempatku bekerja, tempat awal pertemuan kita. Kau bilang rindu akan kemacetan Jakarta yang tak ada habisnya, lalu mengajakku berkeliling kota diantara rintik hujan yang membasahi kaca mobilmu. Di tengah kemacetan ibu kota, kau mengeluarkan sebuah kotak dan berkata,

"Ra, aku telah menunggu saat ini tiba. Dua tahun di sana tanpamu membuatku tersiksa, walau aku tahu saat aku disini pun, kamu akan tetap menjauh dariku. Aku memang tidak bisa romantis seperti banyak orang. Tapi aku ingin menikahimu, menjadikanmu istriku dan ibu dari anak-anakku kelak. Kinara Putri Prabaswara, maukah kamu menikah denganku?"

Bulir hangat menetes membasahi pipiku, sehangat tanganmu yang menggenggam erat tanganku. Aku tak bisa berkata-kata, satu anggukan kepala dariku membuatmu langsung tersenyum lebar. Kau memakaikan cincin itu di jari manisku.

Inikah yang orang bilang "happily ever after"? Aku harap iya.


P.S.
Saya menemukan cerita ini saat saya iseng membuka folder Writing Project di evernote. Lalu saya ingat, cerita ini dibuat saat salah satu penulis mengadakan kuis untuk menulis cerita pendek di kolom komennya dengan topik happily ever after dengan batas waktu jam 11 malam. Saya baru membaca pengumuman itu jam setengah 11 malam. Jadi ya selama 15 menit saya tak tahu menulis apa namun jadilah ini haha. Masih jauh dari kata sempurna, dan memang nggak menang hahaha. Still trying to be a good writer.

0 comments:

Menengok Pantai Utara Pekalongan

10:42 PM Nova Zakiya 0 Comments

Tadinya rencana hari ini adalah melihat upacara larungan (upacara memberi sesaji ke Pantai Utara) dan sejumlah atraksi lain seperti barongsai di kawasan Pecinan. Saya mendapat informasi tersebut dari salah satu petugas Museum Batik hari Rabu lalu saat saya dan saudara saya berkunjung kesana. Maka berangkatlah kami ke kawasan Pecinan sekitar jam setengah 3 sore, namun sepi tak ada aktivitas ataupun sisa-sisa keriaan, baik di klenteng, gereja maupun di kawasan Jetayu.

Sudah terlanjur keluar rumah, Ayu menawarkan untuk ke Pekalongan Mangrove Park, yang terletak di Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Dari Jetayu, raba-raba jalan kita asal pilih jalan lewat Jl. WR. Supratman. Prinsipnya pokoknya kita ke arah utara alias ke arah pantai. Ayu pun lupa jalan, namun akhirnya kami sampai di Pantai Pasir Kencana lalu belok ke kiri dan urutin jalan aja.

Jangan ditanya jalannya seperti apa, masih jalan yang nggak rata, beberapa ada kubangan air dan sedikit pasir. Laut Utara benar-benar pas di samping kita. Sempat hampir mengurungkan niat karena melihat ombak memecah ke jalan, namun sayang sudah hampir sampai. Ternyata ombaknya pun nggak sampai pecah ke jalan karena ada 2 tembok pembatas disana.

Akhirnya kami pun sampai di tempat tersebut. Sekilas mengenai Pekalongan Mangrove Park, Menteri Kehutanan RI meresmikan tempat ini pada 2013 sebagai Pusat Restorasi dan Pengembangan Mangrove (PPRM) yang merupakan bagian dari pembangunan agrowisata. Kawasan ini dulunya lahan tambak udang milik Dinas Pertanian Perikanan dan Kelautan Kota Pekalongan yang sudah tidak produktif lagi. Kawasan ini kemudian dikembangkan sebagai kawasan konservasi sekaligus wisata alam dan edukasi.

Masuk ke kawasan, motor kami langsung diarahkan ke tempat parkir. Cuaca hari ini panas sekali, ditambah di kawasan seperti ini dan suasana di dalam taman ini pun sepi. Ada 2 pasangan yang sudah beranjak mau pulang, jadi kami pun mengurungkan niat untuk masuk ke dalam, karena masih banyak tukang juga. Sepertinya kawasan ini belum selesai dengan sempurna, mungkin. Jadi kami putar balik, karena jujur saya lebih tertarik mengambil gambar pantainya hahaha.

Mungkin di lain waktu kami akan mengeksplor lebih dalam Pekalongan Mangrove Park ini, jika tempat ini sudah selesai dan tidak terlalu banyak tukang di dalam. Beberapa melihat review tempat ini cukup bagus untuk foto-foto kok hahaha. Jadi inilah yang kita dapat tadi sore.

P.S.
Beberapa sudah saya upload di akun Instagram saya : zhaqia

Selamat menikmati!

0 comments:

Kecewa

8:43 PM Nova Zakiya 2 Comments

Ada perasaan kecewa ketika kita sudah menaati aturan namun tidak dianggap.

Seringkali, baik orang maupun instansi, kurang teliti. Yang sudah menaati aturan pun kadang menjadi tidak berarti. Oke bahasa saya bertele-tele. Pada intinya terkadang ketika kita sudah menaati sebuah aturan, dengan alasan human error or system error, kita dianggap belum atau bahkan tidak menaati aturan tersebut.

Entah mengapa saya cukup sering mengalami hal demikian, bahkan sejak saya SMP. Oke mungkin saya saja yang kurang hoki. Tapi rasanya sungguh mengecewakan.

Seperti hari ini, saya dianggap belum melakukan laporan ke sebuah instansi, padahal saya sudah melakukannya 3 bulan yang lalu, jauh sebelum tenggat waktunya habis. Seolah saya telah menunggak, saya didatangi oleh seorang personel Babinsa dan menanyakan data diri saya. Bingung, keesokan harinya saya langsung konfirmasi ke instansi tersebut dan mendengar sesuatu yang mengecewakan. Mereka mengatakan saya belum melakukan laporan tersebut.

Tak ada persiapan akan terjadi hal demikian, saya pun tidak membawa tanda bukti laporannya. Dengan entengnya, pihak instansi tersebut terkesan meremehkan dan hanya mengatakan "oh mungkin belum dikirim oleh kantor 'sana' karena berkasnya banyak."

Jika memang berkasnya banyak, apakah waktu 3 bulan tidak cukup untuk mendistribusikannya? Kenapa sampai 'ditagih' seolah saya belum melakukan laporan? Komplen pun saya sampaikan via email ke instansi pusat, namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari sejumlah pertanyaan saya.

Bagian kecewanya adalah karena saya telah melakukan laporan tepat waktu, bahkan sebelum deadline. Namun dengan adanya kasus seperti ini menjadi seperti tidak dihargai ketepatan waktu saya.

Sama halnya ketika kita janjian dengan orang misalkan jam 3 di sebuah tempat. Kita sudah berusaha untuk datang bahkan sebelum jam 3. Tapi ternyata orang tersebut ngaret hingga satu jam. Pasti ada perasaan 'tidak dihargai' bukan?

Ya sudahlah. Jadikan pelajaran bahwa kita harus menghargai waktu dan aturan yang ada. Sering terjadinya kasus seperti ini tidak serta merta membuat saya menjadi orang yang tidak taat aturan ataupun tidak menghargai waktu. Saya yakin ketika saya melakukan hal yang benar, maka yang akan kita tuai adalah buah dari kebenaran tersebut. Prinsip saya, jangan takut jika memang benar, namun berani akui jika memang salah.

Semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi di instansi-instansi setingkat nasional. Karena pasti akan ada pihak yang merasa dirugikan.

2 comments:

Ketika Dino & UFO Bertemu di Imajinasi

11:01 PM Nova Zakiya 0 Comments

Don't ask me why I always draw this picture hahaha

Kemarin saya mengepos sebuah gambar di media sosial Path dan blog pribadi saya (Belajar di Museum Batik Pekalongan). Gambar itu saya buat saat praktek membatik di Museum Batik (yang kemudian dikomentari pengajarnya "biasanya anak perempuan gambar bunga, ini kok malah dinosaurus"). And tarraaaaa... I got some comments from my friends about this pic hahaha.

If you know me so well, you must know that I always draw dinosaurs or godzilla, ufo and some buildings. Don't know why. Pertama sih gambar pas zamannya suka corat-coret di dinding waktu kecil dan kebawa sampe sekarang. Mungkin saya terlalu terpengaruh film Power Rangers, Ultraman, Satria Baja Hitam atau mungkin Jurassic Park juga? Yang jelas ada daya tarik di antara ketiganya.

Pas kuliah, kalau lagi bosen yang kecoret selain gambar abstrak ya gambar ini hahaha. Bahkan saat magang juga meninggalkan hasil karya saya ini (yang sampai sekarang masih dipajang di meja dan dikata gambar anak TK sama orang-orang). Perpisahan anak kontrakan Jarkasih juga saya gambarin ini di masing-masing kaos penghuni Jarcom hahaha. Entah parah atau tidak, di Wartegg Test saya pernah terselip gambar ini.

Bosan? Mungkin yang ngeliat iya haha. Saya masih tertarik dengan ketiga item itu. Dinosaurus (T-Rex) menurut saya adalah spesies yang unik dan berjaya di masanya haha. Badannya yang besar, kulitnya yang keras (kelihatannya) dan sejumlah giginya yang tajam yang bisa mencincang hewan lainnya yang lebih kecil. Tapi sepertinya beberapa gambar saya lebih mendekati Godzilla, yang sekarang sudah menjadi warga negara Jepang hahaha. Nah si Godzilla ini biar kelihatannya sangar tapi tetap baik melindungi manusia dari serangan mutan (okesip saya terlalu terpengaruh film).

Objek kedua yakni UFO. Misterius, sesuai namanya Unidentified Flying Object, we never know apa yang ada di dalamnya. Alien kah di dalamnya? Dan seperti apakah bentuk alien di piring-piring terbang tersebut? Samakah dengan yang selama ini orang gambarkan? Apakah ia memiliki dua antena di kepalanya? Sejumlah pertanyaan ini lah yang membuat saya tetap mengagumi UFO hahaha.

Dino/godzilla dan UFO ditempatkan dalam satu set di tengah-tengah gedung bertingkat. Ceritanya gedung-gedung itu kalah kecil dari keduanya yang ukurannya jauh lebih raksasa. Fix di bagian ini saya terpengaruh sama set pertempuran Ultraman dan Jurassic Park.

Jadi kalau ada yang bilang ini gambar andalan saya, ya karena saya nggak pintar menggambar yang lain hahaha. Selain itu ya memang saya mengagumi ketiga objek tersebut, jadi jangan bosan jika menemukan gambar ini kembali hahaha.
Jamannya bosan di kelas pas kuliah hahaa
Gambar yang tertinggal di tvOne
Yang saya ingat, HRD nahan ketawa saat saya mengumpulkannya
Bahkan stamp di Line Cam (aillis) ada yang sama dengan imajinasi saya semasa kecil haha
Karya di Workshop Museum Batik

0 comments:

Belajar di Museum Batik Pekalongan

10:46 PM Nova Zakiya 2 Comments

Pekalongan terkenal sebagai kota batik. Bagi masyarakat Pekalongan sendiri, batik memiliki dua jendela, yakni dari sisi ekonomi dan juga budaya. Oleh karenanya, pada Desember 2014, Pekalongan dinobatkan sebagai Kota Kreatif Dunia untuk kategori Kerajinan dan Kesenian Rakyat oleh UNESCO.

Nah hari ini, saya mengunjungi Museum Batik Pekalongan yang terletak di Jalan Jatayu No 1 Pekalongan. Museum ini buka dari jam 8 pagi hingga 3 sore. Tiket masuknya murah, untuk orang dewasa cukup membayar Rp 5 ribu dan seribu rupiah bagi anak-anak/pelajar.

Dipandu oleh Mas Fajar, saya dan beberapa pengunjung yang datang, kira-kira berjumlah 7 orang, memasuki satu per satu ruangan yang ada di museum ini. Sebelumnya ia bercerita bahwa bangunan ini dulunya Balai Kota Pekalongan, yang kemudian diresmikan sebagai Museum Batik oleh Presiden (saat itu) Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2006. Museum batik ini dijadikan pusat data dan informasi mengenai batik, litbang ilmu desain batik, perpustakaan dan acuan dalam hal perbatikan, serta koleksi batik klasik, batik lawasan dan batik kontemporer.  Kurang lebih ada sekitar 1149 koleksi batik tersimpan di tempat ini.

Museum trip kali ini diawali dengan menjelajahi Ruang Pamer I. Di ruang ini terdapat koleksi batik dari beberapa daerah, seperti Pekalongan, Riau, Lasem, Bengkulu, Cirebon dan beberapa daerah lainnya. Di dekat pintu masuk juga terdapat peralatan membatik seperti koleksi canting (sesuai ukurannya), cap, malam juga pewarna. Mas Fajar juga menjelaskan dan memberi contoh bahwa ada 3 jenis batik berdasarkan cara membuatnya, yakni batik tulis, batik cap, dan batik printing. FYI, batik tulis/cap itu akan ada di 2 sisi alias malamnya nembus di sisi belakang. Inilah yang membedakannya dengan batik printing.

Beranjak ke Ruang Pamer II, disini koleksi batik lebih banyak lagi dari berbagai daerah di Indonesia. Koleksi batik Pekalongan lebih banyak disini, pun dengan batik Solo dan Yogyakarta. Dua daerah tersebut seperti yang kita tahu memiliki motif yang ajeg alias pasti. Ya, batik ini merupakan batik pedalaman, dengan warna gelap dan motif yang sudah ada. Berbeda dengan batik pesisir seperti Pekalongan, Cirebon, dan Lasem yang lebih berani bermain warna dengan motif bebas.

Lalu kami masuk ke Ruang Pamer III, yang tetap didominasi oleh koleksi batik Pekalongan, Yogyakarta dan Solo. Ada 2 motif batik Pekalongan yang terkenal, yakni batik Jlamprang dan batik Buketan.

Batik Jlamprang dengan motif yang lebih terstruktur ini mendapat pengaruh dari India. Sejak dulu, batik ini kerap dijadikan sebagai benda sakral penghubung dengan dunia atas (dewa/dewi kahyangan). Seperti misalnya batik ini digunakan dalam upacara nyadran/larungan sebagai salah satu persembahan bagi penjaga laut utara, Den Ayu Lanjar (konon katanya Den Ayu Lanjar gemar dengan batik ini). Mitosnya lagi menurut Mas Fajar, di bawah laut ada pembatikan pula.

Motif batik satunya yakni batik Buketan. Berasal dari bahasa Perancis, bouquet, yang berarti rangkaian bunga. Ya, rangkaian bunga di dalam batik merupakan motif dari batik Buketan. Batik ini mendapat pengaruh dari Belanda. Adalah Eliza, wanita Indo-Eropa yang membuat batik ini sejak tahun 1888 mulai menetap di Pekalongan hingga meninggal.

Selain itu, batik buketan juga mendapat pengaruh dari warga keturunan Tionghoa. Batik yang dibuat oleh etnis Tionghoa ini merupakan tiruan dari batik yang dibuat Indo-Eropa. Bedanya, batik buketan yang dibuat oleh etnis Tionghoa lebih berani menggunakan warna yang mencolok, sedangkan wanita Indo-Eropa lebih memilih warna lembut seperti pastel. Bagi warga Tionghoa, yang memakai batik buketan adalah wanita yang sudah menikah alias encim, sehingga munculah istilah batik encim. Motif batik ini juga ada yang dibuat batik pagi sore, yakni batik yang memiliki 2 motif untuk pagi (warna terang) dan malam hari (warna gelap).

Museum trip ditutup dengan praktek membatik di Ruang Workshop. Disini disediakan peralatan membatik seperti berbagai jenis canting, kain mori, dan tentunya malam yang dipanaskan, bagi pengunjung.

Menyenangkan bukan berkunjung ke Museum Batik? Karena tidak hanya teori saja yang kalian dapat, melainkan juga prakteknya. Bahkan disini juga dibuka kelas membatik lho. Tertarik untuk belajar atau sekedar mencoba membuat batik? Mampirlah ke Museum Batik jika kalian sedang berada di Pekalongan.

2 comments:

Pro Kontra Sistem Ranking di Sekolah

9:35 PM Nova Zakiya 7 Comments

Hari ini, di sekolah adik sepupu saya sedang bagi rapot. Sontak salah satu tante saya bertanya, "kamu dapet ranking berapa?" yang kemudian dijawab oleh adik saya, "di sekolahku udah nggak pake sistem ranking." Tanpa disadari rupanya mayoritas orang masih menilai kecerdasan seseorang dengan angka. 

Saya teringat mata kuliah Pendidikan Holistik. Pernah ada pembahasan mengenai sistem penilaian siswa yang dituangkan dalam angka-angka lalu dikelompokkan menjadi urutan 'siapa paling pintar' dan 'siapa yang berada di bawah'. Rasanya tidak adil ya kita belajar 6 bulan lamanya kemudian hanya dinilai secara akademis dari angka ujian-ujian di akhir semester saja. Padahal belum tentu baik secara akademis baik pula di aspek non-akademis nya.

Tak jarang ada siswa yang akademisnya kurang bagus namun aspek non-akademisnya sangat menonjol. Disinilah peran guru untuk dapat mewadahi semua kemampuan sang anak didik tanpa menyama-ratakannya.

Sebuah sistem pasti ada baik buruknya. Sisi baiknya, ranking bisa menjadi motivasi belajar siswa. Sayangnya, tidak banyak siswa yang menjadikannya motivasi. Yang ada ranking dijadikan sebagai ajang saling judge 'anak pintar' dan 'anak bodoh'.

Contoh lain, ketika kalian ada di posisi ranking paling bawah, apakah kalian akan termotivasi untuk tidak berada di posisi tersebut atau justru merasa malas belajar karena mau belajar sengoyo apapun hasilnya akan sama saja? Beberapa anak yang saya temui dulu justru memilih jawaban terakhir.

Sedikit intermezzo mengenai ranking, saya punya cerita tentang produser saya yang justru merasa bosan dari SD hingga SMA selalu berada di ranking 3 besar. Yang ia lakukan selanjutnya adalah berusaha untuk merasakan ranking di luar 3 besar, asal tidak lewat dari 10 besar. Di saat yang lain mengejar 3 besar, ia justru mengejar ranking 4 hingga 10. Such an antimainstream person hahaha.

Kembali lagi ke pembahasan sistem ranking, pada akhirnya sistem ini memaksa anak untuk 'sama', padahal kemampuan masing-masing anak berbeda. Hal inilah yang membuat anak tidak dapat mengembangkan potensi dan pola pikir mereka. Produser saya tadi sempat bersitegang dengan gurunya hanya karena cara mengerjakan soal matematika step-nya tidak sama dengan apa yang sang guru ajarkan. Padahal hasilnya benar dan saat disubstitusikan dengan angka pun benar. Produser saya hanya mencoba menyederhanakan langkahnya saja, namun hasilnya si guru malah sentimen terhadapnya.

Selain itu, sistem ini akan melahirkan sebuah kompetisi. Jika dikemas dengan baik, tentu bisa menjadi motivasi. Namun jika tidak, hal ini akan menjadi buruk. Anak akan berorientasi pada hasil saja tanpa memperhatikan prosesnya. Semacam "pokoknya nilai saya harus bagus gimana pun caranya". Bisa dibayangkan, mencontek bisa menjadi salah satu hal yang dilakukan anak untuk mendapat nilai bagus sehingga lolos dari kata 'bodoh'.

Sistem ranking memang perlu dikaji ulang. Beruntung beberapa sekolah sudah mulai berorientasi pada proses ketimbang hasilnya saja, seperti sekolah adik saya. Sistem belajar yang berorientasi pada proses memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak untuk mengembangkan cara belajar mereka sesuai potensi yang ia miliki semaksimal mungkin.

Pun dengan orang tua, baiknya selalu mendukung anak tanpa menitikberatkan pada "kamu harus peringkat sekian, nilai kamu harus di atas sekian, dan sebagainya." Biarkan anak berkembang sesuai potensi yang ia miliki. Agar anak bisa berpikir lebih terbuka dan mampu mengenali dirinya sendiri.

P.S.
Rapot adik sepupu saya berupa penilaian guru dalam bentuk kalimat bukan angka, mengenai proses belajar adik saya, seperti apa dia di kelas saat kegiatan belajar mengajar, apa kelebihan dan kekurangannya. Di sekolahnya juga sudah tidak menggunakan sistem ranking kelas. Oh ya sistem belajarnya tetap menggunakan sistem tematik sehingga satu sama lain saling berkaitan.

7 comments:

Fight The New Drugs : Bahaya Pornografi

9:39 PM Nova Zakiya 2 Comments

Siang tadi, saya menemukan sebuah foto yang di-post akun twitter Mba Tia Setiawati. Dengan tagar #FightTheNewDrugs, dia mengunggah capture dari Yana Febrina.

The new drugs yang dimaksud adalah pornografi. Banyak kita lihat, baik media elektronik maupun cetak, berita tentang pencabulan, pemerkosaan, pelecehan dan berbagai jenis kekerasan seksual, diberitakan tanpa ada habisnya. Layaknya gunung es, yang dulunya korban, kini menjadi pelaku. Lebih menyedihkan, hal ini bahkan dilakukan oleh anak di bawah umur atau bahkan anggota keluarganya sendiri.

Menurut Bu Elly Risman yang menjadi pembicara sebuah seminar parenting yang ditulis oleh Yana, semua berawal dari pola asuh orang tua. Komunikasi yang terlalu cepat, bohong, menggurui atau bahkan tidak memberikan kesempatan bagi anak berbicara, hanya menjadikan anak BLAST (jiwa kosong, tidak percaya diri, pemarah, dendam dengan orang tua sendiri). Sudah barang tentu, anak-anak seperti ini tidak memiliki ikatan atau bonding yang kuat dengan orang tuanya. Dan anak seperti inilah yang menjadi sasaran para pengusaha pornografi. Mengenai cara kerjanya, mungkin kalian bisa baca di foto yang saya lampirkan di bawah.

Pornografi layaknya candu dan paling sulit diobati, karena merusak kehidupan sosial, dampak pada tubuh baik fisik maupun psikis. Kecanduan pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual, dapat merusak kesehatan otak dan sulit untuk dihentikan.

Candu pornografi ini bertingkat. Selalu ada rasa tak puas di dalamnya dan ini yang membahayakan. Ambilah sebuah contoh, jika yang awalnya orang gemar melihat gambar wanita berbikini, lama kelamaan ia akan bosan dan tidak puas hanya melihat itu saja. Meningkat, ia kemudian akan mencari gambar wanita telanjang, lalu meningkat menonton video porno, dan parahnya mungkin menjadi pelaku. Selain itu, gambar atau video porno tersebut akan melekat dan sulit untuk dihilangkan dalam jangka waktu lama.

Banyak orang mengabaikan dampak pornografi. Selain sulit dideteksi, efek negatif pornografi lebih merusak otak ketimbang narkoba. Jika narkoba merusak 3 bagian otak, pornografi dapat merusak 5 bagian otak, terutama Pre Frontal Corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi). Seorang anak yang sudah kecanduan akan sulit menghentikan kebiasaannya. Anak dapat merasa bersalah tapi tidak berani mengungkapkannya kepada orang tua. Dalam keadaan cemas, otak berputar 2,5 kali lebih cepat daripada saat keadaan normal. Akibatnya, secara fisik otak dapat menciut dan tidak berkembang dengan baik.

Hal-hal tersebut kemudian ditambah dengan perkembangan media massa yang jauh dari kata layak bagi anak-anak. Adegan pacaran dan bullying nampaknya terus-terusan disuguhkan guna mendulang keuntungan dari tingginya rating. Peran orang tua sebagai pengawas sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Semakin majunya teknologi saat ini, hampir tidak ada satupun kekuatan yang mampu mengendalikan berita atau hiburan dengan konten pornografi. Ya, yang mampu mengendalikannya hanyalah diri sendiri. Butuh tekad yang kuat untuk menghentikan candu yang melebihi candu narkoba ini. Orang tua memegang peran yang penting dalam hal ini. Pengawasan dengan komunikasi yang teratur dan hangat membuat anak merasa diterima sehingga ia akan menjadi lebih terbuka.

Sedikit uneg-uneg dari saya, mungkin akan dibahas secara lebih mendalam di lain waktu.
Mari selamatkan generasi muda dari bahaya pornografi ini!

2 comments:

Bersepeda di Sepanjang Pantai Sigandu-Ujung Negoro

7:45 PM Nova Zakiya 0 Comments

Bersepeda menjadi olahraga pagi yang wajib saya lakukan ketika saya pulang ke rumah. Maklum di Jakarta saya nggak ada sepeda, belum sempat mau beli hehe.

Awalnya niat saya cuma mau nostalgia kuliner yang hanya muncul di saat pagi seperti lopis kinco, bubur glepung ataupun bolang baling. Tapi hari ini saya mencoba rute baru bersama ayah saya.

Ada jalan baru yang menghubungkan Pantai Sigandu dengan Pantai Ujung Negoro. Jalan ini dibuat juga berbarengan dengan dibangunnya PLTU di kawasan Ujung Negoro, Batang, Jawa Tengah. Tertariklah saya kesana. Setelah mengisi perbekalan di alun-alun, saya dan ayah saya langsung menuju kesana.

Sayangnya jalan menuju pantai Sigandu nya masih belum selesai di aspal. Bayangkan betapa ngebul dan terjalnya menempuh jalan itu. Tapi begitu sampai di jalan baru tersebut, mulus!

Jalanannya lurus doang, cuma pas udah mau sampai Ujung Negoro agak berkelok dan nanjak. Sepanjang jalan view-nya pantai dan langit biru. Seru. Ayah saya bilang kalau capek istirahat aja dulu berhenti. Basic-nya ayah saya emang hobi sepedaan jadi beliau tenang-tenang saja. Sedangkan saya awalnya masih bersemangat genjot.

Berhenti cuma 2 kali, di pantai di kawasan Depok dan jembatan yang udah mau sampai Ujung Negoro. Tapi setelah pemberhentian kedua, ada tanjakan dan rantai sepeda saya nggak bisa dinaikin (biar enteng). Kaki sudah lemas akhirnya kata ayah saya suruh jalan kaki aja sepedanya dituntun -,-

Begitu sampai di ujung jalan baru, ayah saya menawarkan mau masuk ke Pantai Ujung Negoro atau tidak. Tentu saja mau! Sambil ngaso bentar karena perjalanan pulang masih harus genjot jauh lagi.

Dengan jalan ini jujur ngga berasa tau tau udah sampai Ujung Negoro aja. Banyak juga yang pada lari atau bersepeda juga disini. Di beberapa spot juga ada warung makan, baik yang di pinggir pantai ataupun yang di pinggir jalan, memang nggak begitu banyak sih. Sayangnya, belum ada penerangan jalan disini. Ya memang mungkin jalanan ini nggak terlalu diperuntukkan untuk malam hari juga sih.

Yang jelas, puas bisa liat pantai di sepanjang jalan yang panjangnya lebih dari 10 km itu (berdasarkan data di google maps ya), walaupun menyisakan kaki yang pegal pegal sesudahnya hahahaha. Mari istirahat besok cari track baru lagi yuhuuuu!

0 comments: