Nulis Bareng Ibu Writing Project

11:50 PM Nova Zakiya 0 Comments

Masih ingat tulisan saya berjudul "Kapan Mau Pulang?" yang saya unggah pada bulan Januari lalu untuk mengikuti writing project yang diselenggarakan oleh tim Nulis Bareng Ibu? Alhamdulillah tulisan saya masuk ke dalam salah satu dari 33 karya terpilih dari 250 lebih karya yang masuk dalam project ini. 

Nomor 10!
Nulis Bareng Ibu Writing Project sendiri merupakan sebuah kegiatan menulis yang mengajak anak untuk memahami ibu lebih dekat. Saya tahu kegiatan ini dari jejaring sosial twitter lalu timbulah niatan untuk menguji diri dalam menulis.

Saya senang bisa masuk ke dalam salah satu bagian dari 33 tulisan tersebut, meski saya masih harus banyak belajar untuk menulis yang lebih baik lagi. Semoga ini bisa menjadi motivasi bagi saya ke depan untuk terus menulis. Berawal dari masuk ke dalam project orang lain, siapa tahu suatu saat nanti bisa menulis buku sendiri. Amin.



Oh ya, kalian bisa mengunduh ebook Nulis Bareng Ibu Writing Project secara gratis di situs www.nulisbarengibu.com dan selamat menikmati 33 kisah kasih sayang anak kepada ibu dalam buku ini. 

Karena hari ibuku tak hanya 22 Desember :)

0 comments:

GOOSEBUMPS!

11:53 PM Nova Zakiya 2 Comments

Kalau kalian anak 90-an, pasti tahu serial Goosebumps. Yap, novel horor remaja karangan R.L. Stine ini dulu hits banget sampai terjual lebih dari 300 juta ekslempar di seluruh dunia, melebihi penjualan karya R.L. Stine yang lainnya. Buku ini dibuat beberapa sekuel, antara lain Goosebumps Series 2000, Give Yourself Goosebumps, dan Goosebumps HorrorLand. 


Buku ini hits ketika gue duduk di bangku sekolah dasar. Gue dapet buku pertama gue dari tante, ada Horor di Camp Jellyjam dan Boneka Hidup Beraksi III. Tertarik membacanya yang habis sehari satu buku, gue mulai mencari seri lainnya di perpustakaan dan beberapa toko buku bekas. Maklum, buku ini diterbitkan sekitar tahun 1992-1997. Kebetulan, teman SD gue punya perpustakaan sehingga dia punya banyak koleksi Goosebumps yang nggak gue dapet serial lainnya. 

Yang gue suka dari serial Goosebumps adalah ending ceritanya yang sama sekali nggak pernah bisa ditebak. Contohnya, The Ghost Next Door ternyata gadis yang menyangka tetangganya yang baru pindah adalah keluarga hantu, ternyata dirinya sendirilah yang hantu. Pun dengan Boneka Hidup Beraksi, dua pemeran utama memiliki Slappy/Smiley dan satu boneka lainnya, yang hidup karena pemeran utama membaca mantera yang ada di saku Slappy, Pokoknya banyak yang bikin kita nggak nyangka sama akhir cerita dari buku ini. And Night of the Living Dummy I-III became my favorite!

2 comments:

Pelajaran Berharga dari Sahabat Anak Manggarai

11:24 PM Nova Zakiya 1 Comments

Hari Minggu kemarin, Sahabat Anak Manggarai (SAM) mengadakan buka puasa bersama adik-adik SAM sekaligus sebagai pertemuan terakhir sebelum masuk tahun ajaran baru 9 Agustus nanti. Sekilas tentang SAM alias Sahabat Anak Manggarai sendiri merupakan bagian dari Sahabat Anak, sebuah yayasan nirlaba yang memberikan pendidikan serta memperjuangkan hak anak-anak marjinal dan anak jalanan di kawasan Manggarai. Sahabat Anak ini tidak hanya ada di Manggarai, tetapi juga ada di Prumpung, Grogol, Kota Tua, Cijantung, Gambir, dan Tanah Abang. Kegiatan belajar mengajar di SAM sendiri diadakan setiap hari Minggu sore di Karang Taruna Manggarai Utara.
Ini Teto, salah satu murid yang suka banget cari perhatian kakak-kakaknya. Agak bandel sih tapi sebenarnya dia pintar lho
Kalo ini Viyan. Hampir sama kaya Teto, se-geng 
Kakak dan Adik Jambu minus saya, karena saya sedang di luar kota saat itu. 
Saya sendiri mengetahui komunitas ini dari Andra, senior di UKM semasa ngampus dulu. Sayangnya, tidak setiap Minggu saya bisa datang, lebih sering bolos karena hari Minggu kadang saya harus ngantor ataupun ikut liputan. Jadilah saya menjadi orang yang timbul tenggelam di SAM. Kebetulan kemarin, saya diminta Ka Ikri (sesama kakak pengajar di Kelas Jambu, ya saya mengajar di Jambu alias kelas 1 SD) untuk bergabung di kepanitiaan buka bersama. Saya menyanggupinya, namun tidak bisa setiap saat hadir di SAM karena saat itu saya sedang cuti dan berada di luar Jakarta.

1 comments:

Hidayah Ramadan : Mengenakan Hijab

12:15 AM Nova Zakiya 0 Comments

17 Ramadan kita kenal sebagai Nuzulul Quran atau hari diturunkannya kitab suci umat Islam, Al Quran. Malaikat Jibril menyampaikan wahyu Allah yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW yakni QS Al Alaq ayat 1-5. Saat wahyu ini diturunkan, Nabi Muhammad SAW sedang berada di Gua Hira, lalu datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu tersebut.

Tanggal ini juga memiliki arti sendiri dalam kehidupan saya, tepatnya dimulai 6 tahun yang lalu. Ya, 17 Ramadan 1430 H, Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepada saya untuk menutup aurat dengan memakai jilbab dengan cara-Nya yang sungguh tidak disangka.

Sebelumnya, ayah saya memang sudah menyuruh saya mengenakan jilbab setelah lulus SMA, apalagi mengetahui saya akan tinggal jauh dari mereka. Beliau mengatakan "pake jilbab, paling nggak itu bisa melindungi dari kejahatan karena kamu akan tinggal jauh." Namun permintaan tersebut saya tolak karena saya memang tidak ingin mengenakan jilbab saat itu, kepikiran mengenakan jilbab ketika sudah menikah nanti.

Lalu, bagaimana Allah SWT memberikan hidayah-Nya?

Waktu itu saya masih tahun pertama di IPB dan tinggal di asrama. Sebagai anak asrama, yang paling disukai adalah buka puasa gratis (hemat uang haha). Jadilah saya bersama beberapa teman selorong menghadiri buka puasa bersama yang sekaligus bertepatan dengan sebuah acara di Masjid Al-Hurriyah. Otomatis kita harus mengenakan jilbab untuk bisa mengikuti acara tersebut. Saya dibantu oleh teman saya mengenakan jilbab, termasuk dipinjami jilbab paris miliknya. Semua sudah siap, kami pun berangkat. Seperti biasa, tak lupa kami pun mengabadikan momen tersebut dengan berfoto-foto. Jujur saja, kami memang tidak hikmat mengikuti acaranya hahaha.

Acara selesai kami pun pulang ke asrama (tarawih di asrama karena masjidnya jauh dari asrama dan selesainya lama. Keburu kena jam malam). Usai tarawih, saya melihat-lihat hasil foto tadi sore di masjid dan membatin 'kok gue bagus juga ya pake jilbab. Cantik'. Maafkan kenarsisan saya namun memang itu yang terlintas ketika melihat foto tersebut. Dan setelah itu,

"Nong. Besok pakein jilbab lagi ya. Gue pengen ngampus pake jilbab nih." Pinta saya kepada Inong, teman sekamar saya.

Ya, malam itu tercetuslah ide untuk mengenakan jilbab hanya karena melihat foto saya mengenakan jilbab cantik. Esok harinya, saya memilih kemeja panjang agar bisa dipadukan dengan jilbab karena saya belum punya manset. Saya belum bisa mengenakan sendiri, bahkan mulai dari ciput, jilbab paris sampai penitinya pun hasil pinjaman, jadi semuanya dibantu oleh Inong.

Sesampainya di kelas, beberapa teman takjub dan bertanya, "za lo sekarang pake jilbab?". Saya cuma meringis belum begitu berani mengiyakan. Lalu Arbi, salah satu teman sekelas, datang ke meja saya,
"Subhanallah Zakiya, kamu cantik sekali pake jilbab. Besok lagi berarti tetap pakai ya, jangan dibuka lagi. Orang orang udah liat aurat kamu tertutup, masak mau diumbar lagi. Ya?"

Saya mengangguk mantap. Insya Allah ini memang jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT kepada saya untuk mengenakan jilbab. Saya belajar dari teman-teman selorong bagaimana cara mengenakan jilbab, membeli beberapa warna jilbab paris (saya ingat jilbab paris pertama saya berwarna abu-abu yang kemudian robek karena kepanasan pas disetrika), dan menelepon rumah.

Ya, saya memberi kabar ke ibu bahwa saya memutuskan untuk mengenakan jilbab. Mungkin karena sebelumnya saya menolak, ibu saya malah khawatir saat saya meminta untuk dibelikan manset dan jilbab.

"Dek, kamu nggak ikut yang macem-macem kan di kampus?"

Saya meyakinkan beliau bahwa saya mengenakan jilbab atas keinginan sendiri dan saya memang tidak ikut organisasi-organisasi islam di kampus. Lalu beliau bernapas lega dan mungkin berpikir 'dulu pas disuruh nggak mau, Alhamdulillah sekarang hatinya tergerak sendiri' haha. Dan Alhamdulillah, saya tetap mengenakan jilbab sampai sekarang, tidak pernah buka tutup kecuali di dalam rumah.

Awalnya yang saya takutkan ketika mengenakan jilbab adalah aktivitas dan cita-cita saya akan terhambat. Dulu di kampus saya ingin menjadi penari, ikut UKM dan sebagainya. Ternyata jilbab sama sekali tidak menghambat saya. Saya tetap bisa beraktivitas seperti yang lain, termasuk menari, ikut UKM musik, menjadi eo di kampus, bahkan jadi LO saat ada artis manggung. Pun dalam hal bekerja. Saya dulu ingin menjadi wanita karir. Mindset saya sudah terbentuk wanita karir itu mengenakan rok pendek dan blazer makanya dulu saya enggan mengenakan jilbab. Tapi ternyata, jilbab sama sekali tidak menghambat rezeki saya. Saya tetap bisa kerja kantoran kok, bahkan bekerja di redaksi berita sebuah televisi nasional di Jakarta.

Kemarin sore, ketika membahas tren baju lebaran, produser saya bertanya mengenai hijab dan perintah untuk menutup aurat (kebetulan produser saya non muslim). Lalu ia bertanya apa yang membuat saya pribadi memutuskan untuk mengenakan hijab. Saya ceritakan seperti di atas, saya awali dengan "gue pake jilbab karena Allah, karena memang itu yang diperintahkan untuk menutup aurat." Lalu dia bertanya lagi tentang tren hijab masa kini dan hijab syar'i, kenapa saya tidak mencoba untuk berhijab syar'i.

Saya mencobanya, namun perlahan karena saya masih belajar. Sama halnya seperti keputusan saya mengenakan hijab yang tidak datang sekaligus. Mungkin saat ini saya sedang tahap belajar untuk mengenakan rok, mengurangi pemakaian baju yang terlalu ketat sehingga membentuk lekuk tubuh. Bahwa semuanya butuh proses menurut saya. Produser saya mengangguk paham dan kami pun melanjutkan diskusi guna kebutuhan program.

Memutuskan untuk berhijab menurut saya bukanlah sesuatu yang mudah dan tidak bisa dipaksakan. Harus datang dari diri sendiri agar ikhlas dan tulus menjalaninya. Oleh karenanya, hormati keputusan seorang wanita dalam mengenakan hijabnya. Memang belum sempurna, namun setidaknya kami punya niat untuk belajar di jalan-Nya dan semakin mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.

Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan-Nya. Amin.

- za -

0 comments:

Perjuangkan Hak Pejalan Kaki

11:30 PM Nova Zakiya 1 Comments

Pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain - UU No 22 Tahun 2009 Pasal 131 Ayat 1 
Beberapa hari belakang, netizen dihebohkan dengan adanya video berjudul “Zebra Cross (Social Experiments)”. Video tersebut diunggah oleh sekelompok anak muda yang menamakan dirinya VectroID di situs berbagi video Youtube. Dalam video ini, mereka menampilkan upayanya untuk memperjuangkan hak-hak pejalan kaki, dalam hal ini para penyeberang jalan yang menggunakan zebra cross, yang kerap direbut oleh pengendara motor.
Telah mengantongi izin dari Polsek Menteng, komunitas ini melakukan eksperimennya di zebra cross sekitar Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka berani menegur satu per satu pengendara motor yang berhenti tepat di zebra cross. Reaksinya? Banyak pengendara yang langsung sadar memundurkan motornya hingga di belakang garis marka setelah mendapat teguran. Namun tak jarang beberapa pengendara memberikan perlawanan, baik sekedar protes maupun melakukan kekerasan fisik. (Jawaban dari Chakz mengenai sikapnya yang mungkin dianggap menyulut emosi para pengendara bisa dilihat disini)

1 comments:

After Office Hours : Isi Hati Seseorang

1:21 AM Nova Zakiya 0 Comments

Kadang kita sempat punya pikiran, "ah coba gue bisa tau isi hati orang, jadi kan gue tau harus bersikap gimana." Tapi sekarang gue justru bersyukur nggak bisa tahu apa yang ada di pikiran atau hati seseorang.

Ketika kita tidak mengetahui apa yang orang pikirkan, apa yang orang rasakan dan apa isi hati mereka, di bagian situ lah ada keseruan yang bernama 'menerka'. Kenapa gue bilang seru? Karena semuanya penuh kejutan. Kita dibiarkan menerka sendiri dari bahasa tubuhnya lalu kita akan diberi kejutan-kejutan kecil mengenai tingkah polahnya, yang bisa kita artikan sendiri. Bisa jadi benar bisa jadi salah. Kadang yang kita suka ternyata tidak memiliki rasa dan banyak yang tidak kita duga ternyata menjatuhkan hatinya untuk kita.

Seperti halnya saat kita jatuh cinta. Kita menebak apa yang ada di dalam isi hatinya, kita membaca tingkah polahnya. Kadang kita artikan "ah ternyata dia juga suka", tapi esoknya "yah kok dia jadi acuh". Ada manis ada pahit tetapi ini legit.

Makanya ketika kita memiliki kemampuan untuk mengetahui isi hati seseorang, rasanya hidup akan datar-datar saja. Kita tahu 'oh ternyata dia suka' dan 'oh ternyata dia nggak suka' tanpa ada terkaan sebelumnya. Lalu perlahan kita akan mundur ketika tahu dia tidak suka. Ah pokoknya there is no surprises deh.

Seperti gue sekarang yang sedang mencoba menerka isi hati seseorang dari tingkahnya, tatapan matanya, bahasa tubuhnya termasuk cara dia berjalan. Gue membiarkan kupu-kupu itu terbang bebas di perut. Bagaimana dia menatap dan mencuri pandang, bagaimana dia mencoba mencari perhatian, bagaimana dia bicara kepada temannya, bagaimana dia bersikap. Semuanya penuh kejutan dan gue nggak akan tahu apa yang ada di dalam isi hatinya. Karena untuk memulai percakapan dirasa sungguh mendebarkan.

Ini hanyalah celotehan anak yang baru pulang kerja, kemudian tanpa sengaja saat menunggu mobil jemputan bertemu si dia yang turun ke warung, lalu munculan kerandoman ini.

Selamat malam. 2 jam lagi kita bangun sahur. Selamat tidur.

0 comments: